About Myself

Foto saya
Kiky seneng banget nonton film,nonton pertunjukan jazz, makan es krim, travelling, dan lagi suka warna putih...

Kamis, 20 November 2008

HIDUPKU, UJIANKU!


Cobaan terberat yang Tuhan pernah kasih kepadaku adalah sakit dan kehilangan. Keduanya telah kujalani berkali-kali bahkan pada tahapan yang sangat berat sekali pun, tapi ku bisa menjalaninya. Sakit yang tak kunjung sembuh, dan sembuhnya pun tak bisa dicerna oleh akal sehat. Kumenjalani setiap hari ke dokter, terapi dan mendapat suntikan setiap minggu. Selama beberapa tahun aku menjalaninya, tanpa ada teman dekat karena tak pernah bermain. Hari-hariku selalu dijalani dengan ke dokter, ke lab dsb. Bahkan aku pun pernah di USG, ketika teknologi USG masih langka. Pernah di CT Scan, ketika CT Scan juga masih jarang. Ku meminum obat yang ternyata golongan narkotik, obat keras setiap harinya. Aku pun mengetahuinya baru-baru ini. Itu yang kujalani sejak SD. Selama 2 tahun aku jarang sekolah. Sekolah pun hanya untuk ulangan. Setumpuk ulangan kukerjakan seharian. Sebulan sekali ke sekolah pun itu saja sudah alhamdulillah. Herannya aku tetap bertahan, selalu belajar sendiri di rumah dibantu mbakku dan dapat dukungan dari orang tua. Ini kurasakan ejak kelas 3 sampai pertenagahan kelas 5 SD. Dan nilaiku saat itu sangat fantastis, tidak pernah jauh dari 3 besar.

Ketika dirunut lagi, memang sejak aku di kandungan, aku sudah rentan. Ibuku mengadung aku dengan kondisi kehamilan rawan di usia 40 tahun dan ada penyakit asma. Otomatis selama 3 bulan terakhir kehamilannya ibuku opname di RS Budi Mulia Sby, untuk mendapat perawatan dan observasi dari dokter. Aku pun lahir dini hari, dan ternyata ada kelainan saat aku lahir. Bapakku diminta mencari obat yang langka, padahal saat itu hari Minggu dini hari. Alhamdulillah setelah keliling-keliling Surabaya, akhirnya beliau menemukan obat itu. Saat bayi pun aku pulang duluan, dan ibuku masih opname karena sakit parahnya itu. Aku pun akhirnya diasuh oleh nenek. Tak pernah merasakan kolostrum dan ASI selama aku bayi. Susu sapi. Aku pun mengidap alergi terhadap berbagai macam hal dan asma. Makan tiap harinya hanya daging sapi dan jeroannya, tempe tahu. Itu aja.

Saat kelas 5 SD itu, ibuku meninggal karena asmanya. Kejadiannya mendadak dan dalam waktu kurang dari 5 menit. Bahkan pada saat yang indah, hari keduua lebaran, saat sudah meminta maaf kepada semua orang, setelah berpuasa dengan hati tulus. Dan pada saat meninggal dan pemakamannya diiiringi hujan rintik-rintik. Saat meninggalnya pun, menjelang Shubuh. Ibuku pun tersenyum saat meninggal. Tak ada lagi beban penyakit yang terpancar dari wajahnya. Indaaah banget.

Belum genap seminggu ibu meninggal, bapakku kembali melanjutkan tugas kerjanya di Makasar. Langsung kehilangan keduanya. Dulu aku seorang manja, berubah menjadi seorang yang harus tetap survive. Kehilangan-kehilangan itu menyadarkanku bahwa tak ada yang abadi di dunia ini. Dan tak ada gunanya menggantungkan sesuatu yang berada di luar kita, padahal itu tidak pasti. Hanya Tuhan, Maha penolong yang sebenar-benarnya penolong dan tempat bergantung.

Kehilangan baik ditinggal mati, ditinggal pergi jauh, kehilangan barang yang disayangi, bahkan yang terakhir kualami adalah kehilangan rumah yang selama hidupku kutempati (22 tahun). Nenek, kakek, Om, tante, kakak, teman, semuanya satu persatu hilang sesuai dengan musimnya masing-masing. Berat memang tapi aku selalu percaya bahwa ada pengganti bahkan sesuatu yang baru yang lebih baik dari apa yang dimili,ki sekarang.

Cobaan demi cobaan memang bagaikan vitamin bagi jiwa kita. Selau berusaha menyehatkan jiwa kita. Cobaan memang berat, tapi bisa dilewati.Ketika Tuhan memberi kita cobaan, Tuhan yakin atas kemampuan kita. Tuhan saja yakin akan hal itu, tapi mengapa kita tidak yakin atas kemampuan diri kita untuk mengatasinya? Aku mempelajari satu hal, setiap cobaan datang, kita selalu shock, tapi itu hanya luapan emosi sesaat. As time as goes bye, emosi itu akan menjadi perasaan untuk menerima segalanya dengan lapang dada dan tetap yakin serta optimis akan ada kebaiakan dibalik semua itu. Dan semakin banyak cobaan dan variasinya semikin banyak, maka kita akan semakin bijak jika selalu mengambil pelajaran dari itu semua. Dan ini menjadi bekal bagi kehidupan selanjutnya. Bersyukurlah atas cobaan yang datang, karena ia akan selalu mendewasakanmu.

Kata bapakku, dalam menjalani hidup, hanya diperlukan 2 hal penting yaitu sabar dan syukur. Sabar ketika dibawah dan tetap bersyukur ketika di atas. Itu yang selalu kuingat. Terimakasih papi aku mencintaimu, walau kita terpisah ruang dan waktu, tapi Engkau adalah guru kehidupan bagiku. Aku mnecintaimu ditengah kebencianku padamu. Tetapi semakin aku membencimu aku semakin mencintaimu. Dan pada akhirnya kini, benci telah sirna dan cintaku padamu sangat luas dan dalam. Aku berdoa, aku ingin selalu membuatmu bahagia. Tuhan kabulkanlah doaku ini. Di tengah ketakutanku akan kehilanganmu, aku semakin ingin membuatmu bahagia. Amin....

Semoga niat baik dan ikhlas ini terkabul pada waktu yang tepat.

(SEPTEMBER 2004)

Tidak ada komentar: